Common rail adalah sebutan untuk sistem EFI pada mesin diesel.
Artinya, sistem common rail merupakan mekanisme kelistrikan yang digunakan
untuk menyuplai solar dari tanki kedalam ruang bakar dengan takaran yang ideal
pada semua kondisi.
Kelebihan sistem common rail
Kelebihan sistem common rail
- Pembakaran lebih sempurna
- Lebih efisien
- Output lebih besar
- Emisi lebih baik
Kekurangan sistem common rail
- Harga komponen mahal
- Perawatan rumit
- Bahan bakar tidak boleh sembarangan
Lalu, seperti apa cara kerja mesin diesel common rail ? dan
seperti apa rangkaian kelistrikannya ? mari kita bahas secara detail diartikel
ini.
Cara Kerja Sistem Common Rail
Prinsip kerja sistem common rail sebenarnya sama dengan sistem
bahan bakar diesel konvensional. Sama-sama menggunakan tekanan tinggi pada
solar, tapi perbedaannya ada pada pola tekanan solar.
- Pada mesin diesel konvensional tekanan solar akan dinaikan hanya
saat timing pengapian tercapai. Artinya tekanan solar pada mesin diesel
konvensional berlangsung dengan interval tertentu.
- Pada mesin diesel common rail tekanan solar akan dinaikan secara
konstan selama mesin hidup. Jadi tekanan solar akan selalu tinggi dan yang
mengatur timming adalah pembukaan injektor oleh solenoid.
1. Saat kunci kontak ON
Saat kunci kontak ON fuel pump akan bekerja beberapa detik hal ini bertujuan untuk menaikan tekana awal solar setelah mesin mati. Perlu diketahui ketika mesin mati dalam waktu lama tekanan solar didalam saluran solar bisa semakin drop. Kalau tekanan drop maka berpotensi masuk angin.
Jadi saat kunci kontak baru ON, anda akan mendengar bunyi
dengung pada tanki selama beberapa detik. Ini adalah bunyi fuel pump yang
sedang bekerja.
Hasilnya, tekanan solar didalam saluan bahan bakar bisa naik
sesuai standar tekanan solar.
Disisi lain, saat kunci kontak ON maka main relay aktif sehingga
arus listrik dari aki disalurkan ke ECM dan beberapa sensor.
2. Saat start
Ketika kita tekan tombol starter, poros engkol mesin akan berputar sehingga pompa tekanan tinggi juga akan berputar. Hal ini menyebabkan tekanan solar naik hingga 2000 Kg/Cm2.
Ketika kita tekan tombol starter, poros engkol mesin akan berputar sehingga pompa tekanan tinggi juga akan berputar. Hal ini menyebabkan tekanan solar naik hingga 2000 Kg/Cm2.
Advertisement
Solar bertekanan tinggi tersebut akan disimpan didalam komponen
yang bernama fuel rail, anda bisa mengetahuinya dengan melihat bentuk dari
komponen ini yang seperti pipa besi memanjang dengan beberapa channel menuju
injektor.
Disaat yang sama, skema kelistrikan common rail juga bekerja.
Skema kelistrikan ini akan mengontrol kapan dan berapa lama injektor membuka.
Hasilnya, karena tekanan solar sudah tinggi maka saat injektor membuka solar
bisa mengabut kedalam ruang bakar.
Dan terjadilah pembakaran didalam ruang bakar secara
berkelanjutan atau mesin running.
Bagaimana Skema Kelistrikan Common rail Berlangsung ?
Ada tiga kelompok utama, yakni sensor, ECM dan injektor.
- Sensor berfungsi sebagai pendeteksi. Apa yang dideteksi ? semua
informasi yang dibutuhkan untuk mencari volume solar yang pas. Antara
lain, masa udara yang masuk ke mesin, suhu udara, suhu mesin RPM mesin,
dan posisi Top mesin.
- ECM berfungsi sebagai pengontrol, komponen ini akan melakukan
perhitungan dari semua data yang dikirim oleh sensor. Hasil perhitungan
ECM akan dikirim ke injektor.
- Injektor berfungsi sebagai aktuator/output yang akan mengeksekusi
perintah dari ECM. Injektor memiliki sebuah solenoid yang akan terbuka
apabila dialiri arus listrik. Saat solenoid itu terbuka maka solar bisa
mengabut kedalam ruang bakar.
Dari ketiga perangkat inilah solar bisa diinjeksikan secara
ideal pada segala kondisi mesin. Misal saat mesin dalam putaran idle, maka
aliran udara yang melewati intake itu rendah sehingga ECM bisa menyesuaikan
kecepatan aliran dengan jumlah solar yang diperlukan.
Sementara penentuan timming atau waktu pembukaan injektor, itu
CKP dan CMP sensor yang menentukan. Kedua komponen ini berbanding lurus dengan
RPM mesin.
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar sistem commonrail berlangsung efektif
- Kualitas bahan bakar
- Kondisi niple jet
- Perbandingan kompressi
Perawatan sistem common rail
- Usahakan menggunakan bahan bakar berkualitas baik.
- Ganti fuel filter sesuai jadwal.
- Lakukan injector flushing di bengkel resmi.
Komponen Sistem Bahan Bakar Common
Rail
Untuk melengkapi pembahasan kita kali ini, sistem common rail memiliki beberapa komponen antara lain ;
- Fuel Tank, untuk menyimpan solar
- Fuel Pump,untuk memompa solar dari tanki ke pompa tekanan tinggi
- Fuel Filter, untuk menyaring solar dari kotoran
- Selang Bahan Bakar, sebagai media mengalirnya solar dari tanki ke
injektor
- High Press Pump, untuk menaikan tekanan solar hingga 2.000 Kg/Cm2
- Fuel Rail, untuk menyimpan solar bertekanan tinggi dari pompa
tekanan tinggi
- Sensor, perangkat untuk mendeteksi semua kondisi mesin
- ECM, melakukan perhitungan terkait sistem injeksi bahan bakar
- Injektor, sebagai aktuator yang akan menyemprotkan solar kedalam
ruang bakar
Itulah seluk beluk tentang cara kerja common rail. Semoga dapat menambah pengetahuan kita mengenai dunia otomotif.
Terima kasih telah membaca artikel tentang Sistem Common Rail Pada Mesin Diesel di blog INTERGEN jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.